Jumat, 08 Juni 2012

Resensi- Reporter and The City, ketika reporter bergaya


Reporter and The City
Apa yang terpikir dibenak Anda ketika mendengar kata 'reporter' ? Seorang dengan pakaian simple dengan dandangan yang ala kadarnya. Atau seorang yang seperti ogah-ogahan dalam berdandan ? Mungkin itu yang terpikir oleh Anda ketika mendengar kata reporter. Tapi bagi Noni (penulis buku, dan tokoh utamanya) seorang reporter enggak harus selalu demikian ? 
Lihat saja sering kali dandanan nya yang kelewat mewah untuk seorang berprofesi reporter. Bahkan untuk liputan tentang banjirpun ia membawa perlengkapan yang (mungkin) melebihi perlengkapan relawan, benar-benar berlebihan. Tapi itulah prinsip Noni Wibisono gadis kelahiran 32 tahun yang lalu, bekerja sebagai reporter tak harus membuatnya buta akan dandanan. Prinsip itulah yang membuatnya sering kali kelihatan sedang ingin jalan-jalan daripada sedang bekerja.
Buku setebal 220 halaman ini memuat keseharian reporter salah satu televisi nasional ini ,TransTV, ini yang enggak melulu seperti yang kita ketahui bahwa reporter kadang selalu membuat kesalahan kecil jadi terlihat besar. (maksud saya reporter gosip gitu). 
Buku yang menyajikan proses peliputan berita yang ternyata enggak segampang seperti yang kita liat. Salah satu yang paling menarik adalah ketika ia harus berjalan dari daerah Kuta hingga Bandara Internasional Ngurah Rai dibilangan Tuban yang enggak bisa dibilang deket. Yang lebih menarik lagi adalah mereka harus tetap menggunakan kebaya yang sudah dipake berhari-hari. Kebayang kan gimana capenya tuh Nino ,si reporter centil, ini.
Buku yang diterbitan gagasmedia, 2009 ini pun memberi Anda sedikit pengetahuan umum tentang dunia kejurnalistikan yang mungkin sekarang sedang membuat Anda tertarik. Buku yang nampaknya menawarkan genre baru (walau buku lama) yakni genre bernama "Cablak --cerita blak-blakan-- genre yang mirip mirip sama pelit --personal literature-- entah apa yang membedakannya. Buku ini memberi kesan berbeda dari kepayakan buku yang pernah saya baca karena unsur cinta dibuku ini hanya saya jumpai di bagian akhir bukunya. Yakin kegalauan noni dalam memilih calon pendamping hidupnya. Pokoknya of all ini buku wajib baca buat Anda yang tertarik dengan jurnalistik entah kesampean atau tidak. See you

The qoute
Aku enggak bisa maksain diri dengan apa yang kusuka. Bukan mereka yang harus beradaptasi tapi aku.
Kita memang sering enggak ngerasa kenikmatan yang ada tiap hari, sampai suatu saat kita enggak bisa nikmatin itu lagi.

Share |

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Powered by Blogger